Kamis, 16 Juni 2016

Berbagi Informasi Tentang Plagiarism

Academic Writing Skills and Plagiarism:
Strategi menyusun karya tulis ilmiah dan menghindari plagiarisme

Terkait dengan seminar dengan topik plagiarism di kampus UIN Suka beberapa waktu yang lalu, saya jadi teringat pernah mengikuti workshop dengan tema sama di Perpustakaan UGM. Kebetulan dalam workshop di Perpustakaan UGM tersebut saya sebagai petugas notulen, dan ketika saya bongkar file-file lama terkait dengan notulensi yang pernah saya susun, saya menemukan file workshop tersebut. Sekedar berbagi informasi, ringkasan notulensinya demikian.

1. Materi pertama oleh Nurul Indarti, Sivilekonom, Cand. Me., Ph.D.
Materi yang disampaikan lebih banyak ke bagaimana penulis menghindari plagiat atau lebih tepat anti plagiarisme. Mereka (penulis) kadang-kadang tidak tahu bahwa mereka sudah masuk ke koridor plagiat. Namun demikian jangan pernah berhenti menulis karena menulis itu lestari, kita dapat mengaktualisasi diri dengan menulis. Dengan menulis kita dapat membangun track record.
            Mengapa menulis? Menulis merupakan bagian dari aktualisasi diri, meliputi sebagai berikut:
  1. Poin versus koin:
·       Mendapatkan kum, untuk kenaikan pangkat (Maksimal poin 40)
·       Reward dari lembaga
  1. Membangun track-record: dana penelitian/award
  2. Manfaat luas untuk orang lain/masyarakat
  3. Dikenal di bidangnya -> banyak diacu/disitir (citation index dan impact factor tinggi)
             Norma komunitas ilmiah meliputi:
  1. Universalism: Penelitian dinilai semata-mata atas dasar sumbangannya terhadap ilmu pengetahuan; tanpa melihat pihak yang melakukan penelitian dan tempat penelitian dilakukan
  2. Organized Skepticism: Ilmuwan harus selalu bersikap kritis dan berhati-hati dalam menerima ide baru
  3. Disinterestedness: Ilmuwan harus netral dan terbuka terhadap hal-hal baru.
  4. Communalism: Pengetahuan ilmiah harus disebarluaskan dan dimiliki bersama. Temuan ilmiah merupakan milik publik yang dapat digunakan oleh semua orang. Proses riset harus dipaparkan secara rinci
  5. Honesty: Merupakan norma budaya yang utama bagi seorang peneliti dan ilmuwan. Ketidakjujuran merupakan tabu besar.
      Apa itu plagiarisme? Plagiarisme dapat didefinisikan sebagai berikut:
  1. Bentuk kecurangan atau kejahatan, yang terjadi ketika penulis dalam hal ini mahasiswa, menampilkan secara keliru karya orang lain sebagai karyanya sendiri;
  2. Secara sadar dan atau tidak hati-hati mengutip kata per kata atau beberapa tanpa menyebut sumbernya
      Bentuk-bentuk plagiarisme meliputi sebagai berikut:
  1. Data atau informasi yang tidak disebutkan sumbernya padahal bukan merupakan pengetahuan umum.
  2. Frasa kata-per-kata (verbatim) atau bagian yang tidak dikutip.
  3. Ide yang tidak disebutkan sumbernya
  4. Struktur atau strategi organisasi yang tidak disebutkan sumbernya
        Contoh data atau informasi yang tidak disebutkan sumbernya padahal bukan merupakan pengetahuan umum adalah sebagai berikut:
“Nilai ekspor Indonesia Februari 2011 mencapai US$14,40 miliar atau mengalami penurunan sebesar 1,42 persen dibanding ekspor Januari 2011. Sementara bila dibanding Februari 2010, ekspor mengalami peningkatan sebesar 28,94 persen.”
            Contoh Frasa kata-per-kata (verbatim) atau bagian yang tidak dikutip adalah sebagai berikut:
            Fisher, Ury & Patton (1991) menuliskan:
Jika “penilaian terlalu dini” (premature criticism) merupakan rintangan pertama untuk berpikir kreatif, maka “kesimpulan dini” (premature closure) adalah rintangan berikutnya. Pertimbangan untuk segera mendapatkan sebuah jawaban tunggal mendorong penulis untuk mengambil jalan pintas dalam proses pencarian kata sepakat dengan jalan memilih sebuah jawaban dari bermacam pilihan secara tergesa-gesa.
            Dikutip:
Dalam proses negosiasi, penilaian terlalu dini dan kesimpulan dini adalah hal yang sebaiknya dihindari karena dapat membuat pengambilan keputusan menjadi tergesa-gesa dan justru tidak memecahkan masalah.
            Contoh ide yang tidak disebutkan sumbernya adalah sebagai berikut:
Fisher et al. (1991) menyebutkan bahwa ada empat hambatan utama yang menghadang berkembangnya bermacam jawaban dalam perundingan, yaitu premature judgement, single answer, fixed pie dan “solving their problem is their problem”.
            Setelah mendapat ide lalu menuliskannya menjadi:
Berunding bukan merupakan proses yang mudah, terutama dikarenakan adanya kuartet berbahaya yang mengganggu berkembangnya proses tersebut. Keempat hal tersebut adalah premature judgement, single answer, fixed pie, “solving their problem is their problem”.
            Contoh struktur atau strategi organisasi yang tidak disebutkan sumbernya adalah sebagai berikut:
Fisher et al. (1991) mengemukakan sebuah “Tabel Lingkaran” yang digunakan sebagai dasar untuk menentukan pilihan.
            Kemudian peneliti menuliskan kembali misalnya sebagai berikut:
Dalam menentukan pilihan yang akan digunakan sebagai keputusan, maka proses identifikasi yang perlu dilakukan adalah (1) masalah, (2) analisis, (3) pendekatan, dan (4) ide-ide aksi untuk memperoleh keberagaman pilihan.

            Pada topik bahasan mengenai plagiarisme, dikenal istilah incidental plagiarism, meliputi:
  1. Too much help: terlalu banyak mendapatkan bantuan dari orang lain tetapi tidak disebutkan siapa yang membantu
  2. Inadvertent plagiarisme: plagiat tetapi tidak disengaja
            Berdasarkan kategori, plagiat dapat dibedakan menjadi dua, sebagai berikut:
  1. Hard plagiarism
  2. Soft plagiarism, misalnya incidental plagiarism, verbatim, dan self plagiarism (mengacu pada tulisan kita sebelumnya)
             Ada empat tingkatan dalam plagiarisme, sebagai berikut:
  1. Kata-per-kata
  2. The mosaic
  3. The “too close” paraphrase
  4. Apt terms
             Mengapa plagiarisme dapat terjadi, dapat dibedakan menjadi lima sebab sebagai berikut:
  1. Tidak belajar cara sitasi yang benar
  2. Kemudahan akses Internet
  3. Mencari cara cepat untuk menyelesaikan tugas
  4. Desain tugas
  5. Pelaku memiliki pandangan berbeda tentang plagiarisme
             Ada tiga ketentuan yang harus diperhatikan dalam menulis referensi, sebagai berikut:
  1. Menyebutkan sumber yang diacu
  2. Sumber yang diacu harus jelas dan valid
  3. Sebutkan jika dibantu oleh orang lain
             Beberapa kiat atau tips bagaimana cara menghindari plagiarisme, diantaranya adalah:
  1. Berlatih menulis parafrase
  2. Memparafrase sumber-sumber yang sering muncul seperti fakta, data, tanggal dsb
  3. Membuat rangkuman yang baik dengan memperpendek bagian teks yang panjang
  4. Berlatih untuk membuat kutipan yang benar
  5. Berhati-hati dalam mencatat seluruh referensi yang diacu
  6. Simpan informasi bibliografi detail dan hati-hati
  7. Sebutkan ide, pemikiran, dan pendapat orang lain di catatan kaki
  8. Lacak sumber informasi dan gunakan banyak sumber
  9. Buat catatan kecil dari bahan bacaan yang dibaca dan gunakan diagram pohon untuk menggambarkan ide
  10. Gunakan poin-poin yang ada di catatan untuk mulai menulis
  11. Jangan pernah mengumpulkan tulisan yang ditulis orang lain atau menyalin dari Internet
             Mengutip adalah mensitasi yang benar. Alasan melakukan kutipan atau sitasi adalah sebagai berikut:
  1. Tidak menemukan cara lain yang lebih baik untuk menungkapkan ide
  2. Kesulitan dalam memberikan analisis dengan bagian yang panjang dan detail
  3. Ide menjadi kontroversial jika ditulis dengan kalimat sendiri
             Kapankah seorang penulis melakukan kutipan atau sitasi, dapat dijelaskan sebagai berikut:
  1. Ketika menggunakan fakta yang bukan merupakan pengetahuan umum
  2. Ketika mengutip secara harfiah, kata per kata (verbatim), sumber yang dikutip harus dituliskan di dalam tanda kutip.
  3. Ketika mengutip sumber yang panjangnya 40 kata atau lebih dari tiga baris, maka tulisan harus diformat menjorok (indentasi) dua tab rata kiri di dalam tulisan.
  4. Ketika merangkum atau menginterpretasikan ide yang diciptakan dan dikemukakan oleh orang lain.
  5. Ketika menggunakan metode, pengorganisasian, atau struktur yang spesifik yang ditulis oleh orang lain.
             Seorang penulis dapat tidak melakukan kutipan atau sitasi, dapat dijelaskan sebagai berikut:
  1. Ketika menggunakan fakta yang merupakan pengetahuan umum.
  2. Ketika menggunakan frasa yang sudah menjadi istilah umum.
  3. Ketika sumber dan halaman dari bagian yang relevan telah disebutkan dengan jelas di sitasi sebelumnya.
            Ada beberapa aturan melakukan kutipan atau sitasi, diantaranya adalah sebagai berikut:
  1. Mengutip kata-per-kata (verbatim), mengutip satu bagian persis seperti yang dilihat (termasuk jika ada kesalahan penulisan).
  2. Diperbolehkan mengabaikan beberapa kata dalam tulisan langsung, tetapi harus menggunakan elipsis (… tiga titik).
  3. Hindari menggunakan elipsis jika untuk merangkai kata-kata dari bagian-bagian yang berbeda dalam sebuah bacaan.
  4. Gunakan tanda kurung kotak [] saat harus menambahkan kata atau frasa
  5. Jika terdapat kesalahan ejaan atau penulisan di bagian yang akan dikutip, maka harus menujukkan letak kesalahan tersebut yang ditandai dengan huruf miring.
          Sedangkan cara melakukan kutipan dari halaman web (website) adalah sebagai berikut:
  1. Menemukan alamat yang tepat untuk dicatat
  2. Menemukan halaman informasi yang dijadikan sumber
  3. Menemukan kembali halaman yang pernah dibuka
2. Materi ke dua oleh Adityo Hidayat St. Majo Kayo, S.Kom., CISA

Materi yang disampaikan mengacu kepada AIMOS (Academic Integrity Monitoring System): Sistem Deteksi Plagiat Universitas Gadjah Mada, dapat dilihat pada halaman website http://aimos.ugm.ac.id. Tata kelola AIMOS adalah sebagai berikut:
  1. Direktorat Pendidikan dan Pengajaran, meliputi kebijakan dan prosedur deteksi plagiat
  2. Gamatechno sebagai tim teknis pengembang software
  3. Perpustakaan UGM, untuk repository tesis/disertasi dan helpdesk implementasi
AIMOS dikembangkan pertama kali pada Oktober 2008 dengan nama TESSY (Test of Literature Similarity). TESSY mendapatkan penghargaan dalam kompetisi E-Learning diselenggarakan oleh Acer Intel Indonesia. Software ini telah diimplementasikan di: Magister Akuntansi FEB UGM, Perbanas Surabaya, dan Universitas Trunojoyo. Selanjutnya TESSY telah dikembangkan lebih lanjut menjadi versi 2 berbasis web, pertama kali akan diimplementasikan di UGM dengan nama AIMOS (Academic Integrity Monitoring System) yang terhubung dengan database ETD (Electronic Theses Dissertation) di UPT Perpustakaan sebagai sumber repository primer atas seluruh koleksi skripsi, tesis di UGM. UPT Perpustakaan sebagai champion AIMOS. Berikut ini adalah riwayat AIMOS:
  1. Tahun 2008 diciptakan dengan nama TESSY
  2. Tahun 2009 memenangkan kompetisi e-learning Acer Intel Indonesia
  3. Tahun 2010-2012 implementasi di FEB UGM, Perbanas Surabaya, dan Universitas Trunojoyo
  4. Tahun 2013 dikembangkan versi web, termasuk dalam “Buku 106 Inovasi Indonesia” pada Menristek
  5. Tahun 2014 menjadi AIMOS dan terhubung dengan Electronic Theses And Dissertation (ETD) dan single sign on (SSO) UGM
             Sistem deteksi plagiat adalah sebagai berikut:
  1. Pengguna AIMOS, meliputi dosen, pegawai, dan mahasiswa
  2. AIMOS, dengan feature highlights meliputi similarity percentage dan text analysis
  3. Repository ETD, meliputi Electronic Theses And Dissertation (ETD) Perpustakaan UGM dari tahun 2007 sampai sekarang; lebih dari 44.000 pdf; dan selalu terbaharui melalui unggah mandiri
            Berikutnya disampaikan contoh feature highlights – similarity percentage pada pemanfaatan AIMOS, meliputi No., title, author, year, dan content similarity. Pada content similarity akan terlihat persentase kemiripan dengan artikel atau tulisan pembanding. Sedangkan contoh feature highlights – text analysis akan memunculkan teks warna merah, teks warna hijau, dan teks warna hitam. Teks warna merah ketika hanya ada di pembanding tetapi tidak ada yang di-submit, teks warna hijau adalah teks yang kita submit, sedangkan teks warna hitam adalah teks yang muncul di ke duanya (submit dan pembanding).
           
            Mekanisme deteksi plagiat adalah sebagai berikut:
  1. Keyword similarity, menghasilkan shortlist literature dan berdasarkan kemiripan keyword tertinggi.
  2. Content similarity, meliputi deteksi kemiripan konten pada shortlist literature menghasilkan text analysis.
            Metode deteksi plagiat adalah sebagai berikut:
  1. One on one, meliputi pengujian terhadap salah satu literatur yang dipilih, cocok untuk “Pasca Kejadian”.
  2. Similar category, meliputi pengujian terhadap seluruh literatur pada kategori/prodi yang sama, cocok untuk antisipasi plagiat pada ilmu sains.
  3. Multiple category, meliputi pengujian terhadap seluruh literatur pada multi rumpun kategori/prodi, cocok untuk antisipasi plagiat pada lintas rumpun ilmu sejenis.
            Langkah-langkah deteksi plagiat adalah sebagai berikut:
  1. Submit literature, pada langkah ini dosen meng-upload file PDF (draft skripsi/tesis) yang diterima dari mahasiswa
  2. Verification, merupakan langkah text cleansing dan pemilihan metode deteksi plagiat
  3. Result, akan menghasilkan Similarity Percentage, Text Analysis, pemberian status bebas plagiat dan keperluan cetak surat keterangan bebas plagiat
             Sedangkan tindak lanjut implementasi AIMOS meliputi:
  1. Pengguna AIMOS
  2. Kapan digunakan
  3. Kebijakan plagiat
Sumber:
Mardiastuti, Aprilia, "Academic writing skills and plagiarism: strategi menyusun karya tulis ilmiah dan menghindari plagiarisme" dalam Notulensi Seminar Strategi Menyusun Karya Tulis Ilmiah Dan Menghindari Plagiarisme, diselenggarakan Jumat, 27 Maret 2015, Ruang Seminar Perpustakaan UGM.